• Pada Juli 2023, tepat setahun yang lalu, kami menempuh perjalanan melawan hantu-hantu di dalam diri kami.

  • Ketika musim kemarau datang, kami mengunjungi lanskap ketakutan kami dengan menempuh perjalanan selama 20 hari melintasi Yogyakarta menuju Surabaya, dan menyusuri Madura, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal KM Dharma Kartika membelah laut Jawa selama 32 jam menuju Pontianak, lalu perjalanan darat berakhir di Sambas dan Aruk.

  • Selang beberapa tahun lamanya, sebuah kaset VCD bajakan ada di ruang keluarga kami. Kaset yang dibawa kakak tertua kami, kaset dengan cahaya yang berpendar dari layarnya yang berlubang, begitu menarik kami sekeluarga untuk memutar dan menonton tayangan yang ada di dalamnya.

  • Dan disanalah untuk pertama kali aku melihatnya, adegan kekerasan yang membaur dengan kerusuhan dalam satu konflik. Kemudian beberapa tahun setelahnya aku mulai memahami, itu adalah peristiwa konflik etnik. Dan naasnya, etnis kami, darah kami Madura, adalah bagian utama di dalamnya.

  • Masa silam selalu datang, ketika kebahagiaan begitu mudah direngkuh. Dan juga ingatan yang lain, yang sulit dilupakan. Waktu itu umurku belum genap 10 tahun. Tidak pernah terang dalam benak diri, apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 1999, terutama ketika di tahun itu, di desaku menjadi gelap mencekam. Sebab, pemadaman listrik yang nyaris selama tiga bulan. Membuat penglihatan menjadi kabur dan suara-suara menjadi lebih keras di telinga.

  • Dalam penglihatan yang kabur, aku memiliki ingatan, remang-remang aku mengingatnya seperti apa yang dilakukan ibuku yang menyembunyikanku di suatu tempat menjelang magrib, dan para laki-laki yang terlihat bersiaga di balai desa serta penjuru penghujung desa.

Suvi Wahyudianto

Suvi Wahyudianto, dilahirlan tepat pada tanggal 28 April 1992, di sebuah dusun terpencil di desa Pakes Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan, tanpa pernah bisa memilih di lahirkan menjadi siapa.

Aloysius Assyu

Aloysius Assyu, dilahirkan di Sekucing Kubu Raya pada tahun 1989 di desa Sungairaya Dalam. Dilahirkan sebagai seorang keturunan berdarah Dayak.
  • Sejak momen itulah adegan kekerasan dan kurusuhan terus terbawa, kemudian bersemayam bersama pertanyaan-pertanyaan di dalam diri. Hingga sampai saat ini, hingga kemudian hari bertemu dengan Aloysius, seorang fotografer dari Kalimantan, berketurunan Dayak.

  • Walapun sekiranya kami baru dipertemukan, Saya Suvi Wahyudianto dan Aloysius, kami berdua memiliki perasaan dan pemikiran yang sama, bahwa kami telah dipertemukan sejak 20 tahun yang lalu ketika konflik etnis itu pecah di Sambas pada tahun 1999.